Batik Tulis Lintang Malang
Ita Fitriyah berbagi filosofi Batik Tlogosari dalam wawancara eksklusif di Galeri Batik Lintang di Malang pada 30 Mei 2024.
Malang, 30 Mei 2024 – Batik Tlogosari, sebuah karya seni yang terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Desa Ngijo, tengah menarik perhatian masyarakat luas. Ita Fitriyah (46), penggiat dan pengrajin batik asal desa tersebut, berbagi kisah menarik di balik motif dan filosofi Batik Tlogosari dalam sebuah wawancara eksklusif.
Batik Tlogosari mengambil nama dari Desa Tlogosari, yang kemudian berubah menjadi Desa Ngijo. Ita menjelaskan bahwa Desa Tlogosari memiliki sejarah spiritual yang kuat dengan pohon Tlogosari. “Pohon Tlogosari dikultuskan dalam kepercayaan animisme dan dinamisme. Ketika dibakar, api dari pohon ini mengarah ke atas, disinyalir sebagai pembawa pesan antara manusia dan penciptanya,” ungkapnya. Pohon ini menjadi inspirasi utama dalam motif Batik Tlogosari, mencakup morfologi daun, tulang daun, bunga, bakal bunga, ranting, pohon, dan sulurnya.
Teknik pembuatan Batik Tlogosari awalnya menggunakan batik tulis. “Keelokan batik tulis menarik banyak pelanggan, bahkan dari luar daerah,” kata Ita. Proses pembuatan selembar batik tulis memakan waktu sekitar dua bulan. Namun, untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat, Ia mengembangkan teknik batik cap. “Sekarang kami juga membuat batik cap untuk series seragam dengan proses yang lebih cepat,” tambahnya.
Di tengah modernisasi, Ita berupaya keras melestarikan Batik Tlogosari. Salah satu caranya adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang sejarah batik ini. “Dengan menceritakan sejarahnya, orang akan lebih menghargai dan memahami filosofi di balik batik. Saya mengenalkannya sampai tingkat nasional dan orang-orang mulai mengerti bahwa batik ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa,” jelasnya.
Tanggapan masyarakat terhadap Batik Tlogosari sangat positif. Konsumen Batik Tlogosari sebagian besar adalah pelanggan yang kembali lagi setelah membeli dan sering merekomendasikan batik ini kepada instansi lain.
Ita berharap Batik Tlogosari ini terus dikenal dan menjadi motif unggulan Desa Ngijo. “Batik Tlogosari sudah beberapa kali diangkat untuk penelitian ilmiah oleh Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Merdeka Malang. Saya berharap motif ini terus berkembang dan tidak hanya terpaku pada satu motif saja, tetapi juga mengangkat tema-tema lain seperti sentra industri unggulan,” ujarnya.
Batik Tlogosari tidak hanya sekadar kain bermotif, tetapi juga sebuah warisan budaya yang kaya akan sejarah dan filosofi. Upaya Ita dalam mengembangkan dan melestarikan batik ini patut diapresiasi. Dengan terus menggali dan mengenalkan nilai-nilai di balik Batik Tlogosari, diharapkan batik ini akan tetap eksis dan semakin dikenal oleh generasi mendatang.
Kami berkomitmen untuk melestarikan warisan batik Indonesia dan selalu berinovasi
WhatsApp us