Batik Tulis Lintang Malang
Siswa SMPN 1 Pandaan belajar membatik dalam kegiatan P5 yang digelar di Galeri Batik Lintang pada 12 November 2024
Malang, 12 November, 2024 – Siswa SMPN 1 Pandaan mendapat pengalaman berharga untuk mengembangkan karakter dan kreativitas mereka melalui seni membatik menggunakan canting. Diadakan pada hari Selasa (12/11/2024) di Galeri Batik Lintang, kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertujuan membekali siswa dengan keterampilan sekaligus menanamkan nilai-nilai budaya lokal.
Perjalanan dimulai pukul 07.30 WIB dari Pandaan, dan para siswa tiba di lokasi Batik Lintang, Malang, sekitar pukul 08.40 WIB. Suasana antusias langsung terasa, meskipun sebagian siswa tampak gugup saat harus mencoba teknik mencanting untuk pertama kalinya.
Aldo Apriliano Sugianto, salah satu siswa SMPN 1 Pandaan, membagikan pengalamannya. Ia mengaku sempat merasa takut saat mencanting, tetapi berhasil melewati tantangan tersebut. “Awalnya memang agak takut, takut coretan saya melenceng. Tapi akhirnya saya bisa menyelesaikan karya pertama saya, dan ini jadi pengalaman yang sangat berharga,” ungkap Aldo dengan penuh semangat.
Kegiatan ini juga sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka yang diterapkan oleh SMPN 1 Pandaan. Ibu Leli, Kepala Sekolah SMPN 1 Pandaan, berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat memperkuat kecintaan siswa terhadap budaya lokal. “Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa tidak hanya mengenal batik lebih dalam, tetapi juga terinspirasi untuk melestarikannya. Siapa tahu ke depannya ada yang berminat menjadi pengusaha batik,” jelasnya.
Tidak hanya sekadar belajar teori, siswa juga diajak untuk langsung mempraktikkan seni membatik. SMPN 1 Pandaan sendiri terus berkomitmen dalam mendukung kreativitas siswa. Selama dua tahun terakhir, desain batik karya siswa, yang diberi nama Batik Telang, telah menjadi ikon sekolah. Batik Telang adalah bukti nyata bagaimana sekolah ini menanamkan rasa bangga terhadap identitas nasional sekaligus mendukung jiwa seni siswa.
Melalui kegiatan ini, sekolah berharap siswa tidak hanya memahami teknik membatik, tetapi juga mempelajari makna filosofis di balik seni tradisional tersebut. Dengan mengenal batik sejak dini, siswa diharapkan mampu mencintai dan melestarikan warisan budaya bangsa.
“Harapan kami, generasi muda tidak hanya melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga membawa dan memperkenalkannya ke masa depan agar tetap relevan dan dikenal di kancah internasional,” tutup Ibu Leli.
Kami berkomitmen untuk melestarikan warisan batik Indonesia dan selalu berinovasi
WhatsApp us