Batik Tulis Lintang Malang

Search
Close this search box.

Kegigihan Ita: Sempat Kemalingan 3 Kali, Kini Sukses Mengangkat Batik Lintang

Ita Fitriyah, Pemilik Batik Lintang, menjelaskan perjalanannya dalam mengembangkan Batik Tulis Lintang Malang selama wawancara eksklusif di Galeri Batik Lintang pada 30 Mei 2024.

Malang, 30 Mei 2024 – Ita Fitriyah (46), seorang pengrajin batik asal Malang, telah sukses mengangkat Batik Lintang menjadi salah satu UMKM unggulan daerahnya. Berawal dari ketertarikannya pada batik saat terlibat dalam produksi batik di Universitas Ma Chung pada tahun 2013, Ita kini mengembangkan Batik Lintang dengan berbagai motif khas, salah satunya motif pohon Tlogosari yang menjadi ikon desanya.

Lulusan S1 Teknik Tekstil dari Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) tersebut mulai belajar membatik untuk kebutuhan pribadi sebelum kemudian mengenalkan batik tulis kepada tetangga sekitarnya. Tidak hanya memproduksi batik, Ita juga aktif mengadakan kelas membatik bagi anak-anak saat liburan. “Batik Lintang mulai dikenal dengan mengadakan kegiatan workshop dan mengikuti pameran yang diadakan oleh Dinas Perindustrian,” ungkap Ita.

Perjalanan Ita dalam mengembangkan Batik Lintang tidak selalu mulus. Tantangan pertama yang dihadapinya adalah sumber daya manusia. “Membutuhkan keterampilan khusus, sehingga ketika ingin bergabung, orang harus dilatih dulu,” katanya. Ia harus mengelompokkan pekerjanya berdasarkan keterampilan masing-masing untuk mempercepat produksi. Tantangan lain yang dihadapi adalah modal. “Saya memulai semua dari nol, dari mulai punya canting satu, kain dua meter, pewarnaan seadanya, hingga sekarang berkembang,” ujarnya.

Meski mengalami berbagai hambatan, Ita tetap teguh pada prinsipnya untuk tidak menyerah. Pada tahun 2016, galeri batiknya mengalami pencurian hingga tiga kali, mengakibatkan kerugian besar dan membuatnya menutup galeri selama satu setengah tahun. Namun, Ita bangkit kembali ketika mendapatkan pesanan baru, meskipun harus meminjam dana dari bank. “Meski jalannya berliku, usaha yang istiqomah atau konsisten pasti akan mendapatkan hasil,” tegasnya.

Selain memproduksi batik, Ita juga merupakan seorang asesor batik di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang memastikan bahwa pengetahuan yang Ia bagikan sesuai dengan standar sertifikasi. Hal ini memberikan nilai tambah bagi Batik Lintang dalam segi kualitas dan kepercayaan konsumen.

Keberhasilan Batik Lintang juga terlihat dari berbagai pencapaian dalam pameran dan lomba. Batik Lintang sering mengikuti event yang diadakan oleh pemerintah. Pada HUT Pemkab Malang ke-1258, Batik Lintang berhasil meraih juara harapan dua dengan motif Arjuna dan Semar yang mengangkat tokoh pewayangan.

Ita merasa bangga dapat bertemu dengan tokoh-tokoh penting seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri dalam berbagai kesempatan. “Batik Lintang juga ikut andil dalam lomba tingkat provinsi dan mengharumkan nama Kabupaten Malang dengan ikon Garudeya-nya,” tuturnya.

Ita juga memberikan beberapa saran berharga untuk para pengusaha muda dan ibu rumah tangga yang ingin memulai usaha. “Yakinlah pada usaha yang dijalani, kendala-kendala kecil tidak akan menjadi hambatan jika kita yakin. Konsisten dan inovatif sangat penting, serta mendengarkan keluhan konsumen untuk terus berkembang,” katanya.

Ia berharap ke depannya, Batik Lintang dapat memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik, serta jumlah pekerja yang bertambah untuk mendukung produksi. “Jika semua tertata, produk akan mengikuti,” harapnya.

id_IDID